Fauzi Heri Ajak Masyarakat Amalkan Nilai Pancasila Saat Sosialisasi PIP dan Wawasan Kebangsaan

DL/Waykanan/Politik
---- Anggota DPRD Lampung, Fauzi Heri menggelar
Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) dan Wawasan Kebangsaan (WK) di
Kelurahan Korpri Jaya, Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung, Ahad (22/6/2025)
petang. Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman yang mendalam bagi masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila.
Anggota DPRD Lampung, Fauzi Heri menggelar Sosialisasi Pembinaan Ideologi
Pancasila (PIP) dan Wawasan Kebangsaan (WK) di Kelurahan Korpri Jaya, Kecamatan
Sukarame, Bandar Lampung, Ahad (22/6/2025) petang. Kegiatan itu
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam bagi masyarakat
terhadap nilai-nilai Pancasila.
Dalam sambutannya Fauzi Heri mengatakan, Pancasila sebagai ideologi bangsa
harus dapat dipahami masing-masing sila dan butir-butirnya, sehingga dapat kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Jangan sampai apa yang kita
lakukan, lepas dari ideologi dan dasar negara yang telah disusun oleh para
pendiri bangsa,” katanya.
Anggota Fraksi Partai Gerindra itu mengungkapkan, sosialisasi PIP dan WK
tersebut merupakan program dan Pemerintah Provinsi Lampung, yang harus
dilaksanakan oleh 85 anggota DPRD Lampung. Kegiatan itu digelar setiap bulan di
daerah pemilihan (dapil) masing-masing.
“Karena saya dari dapil Bandar Lampung, maka kegiatan ini
digelar Kecamatan Sukarame. Insyaallah nanti akan selalu ada program-program
terbaik saya bagi warga Bandar Lampung,” ujarnya di hadapan 70-an warga yang
hadir. Pada sosialisasi PIP dan WK tersebut menghadirkan dua narasumber,
yaitu Ila Fadilasari, Kepala Biro NU Online Lampung, dan Andri Oktavia,
Pengurus LAZISNU PWNU Lampung.
Ila Fadilasari dalam pemaparannya mengatakan, kegiatan
ini sangat penting untuk terus membumikan Pancasila di masyarakat, karena
Pancasila itu bukan hanya untuk dihapal, namun terpenting adalah
melaksanakannya. Di antara nilai-nilai Pancasila yang perlu diterapkan di
era digital ini adalah untuk menghindari hoaks dan tidak turut dalam penyebaran
hoaks.
“Informasi hoaks itu bisa menimbulkan kepanikan, karena
ia menyasar emosi, bukan logika. Hoaks sering dibungkus dengan judul
sensasional dan provokatif,” katanya.
Ila mengatakan, hoaks jelas bertentangan dengan sila
kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Namun secara tidak
langsung, juga bertentangan dengan sila pertama, ketiga, dan kelima.
Mantan jurnalis Majalah Tempo itu juga menambahkan, fenomena tawuran pelajar,
bullying baik di media sosial maupun di sekolah, juga tidak mencerminkan
pelaksaaan sila kedua Pancasila.
“Semoga dari sosialisasi ini, bapak ibu yang hadir bisa
menyampaikan ke anggota keluarga, terutama anak-anak, untuk menghindari
perbuatan bully dan tawuran tersebut. Juga kita semua dapat menghindari hoaks
yang dapat meresahkan masyarakat,” ujarnya. (ADV)
Comments